Tugas
- Sebutkan dan jelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mengabikbatkan perubahan bagi suatu organisasi itu.
- Adakah organisasi yang tidak mencari untung atau tidak berorientasi pada laba itu juga mengalami perubahan? Berikan contohnya.
- Sebutkan dan jelaskan mengapa kebanyakan orang itu menolak terhadap perubahan.
- Jelaskan langkah yang digunakan oleh para manajer untuk mengurangi stres karyawan.
- Sebutkan dan jelaskan variabel-variabel yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan itu dapat mengembangkan dan menciptakan produk-produk baru yang dibutuhkan oleh konsumen.
1. Faktor Internal yang dapat menybabkan perubahan dalam suatu organisasi
Tekanan untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Dalam rangka meningkatkan nilai
pemegang saham maka laba harus lebih besar. Salah satu cara agar laba menjadi lebih besar
adalah dengan menekan biaya, untuk itu teknik penghitungan yang baru adalah dengan menekan
biaya tetap, termasuk biaya tetap karyawan.
Perubahan bentuk perusahaan menjadi boundaryless. Perubahan bentuk perusahaan ini
menyebabkan perusahaan memfokuskan pada core competencies-nya dan meng-outsource
fungsi-fungsi yang bukan merupakan inti dari kemampuan perusahaan dan menjalankan joint
venture sebagai sebuah alternatif untuk pengembangan kemampuan internal. Akibat dari meng-
outsource ini adalah perusahaan banyak melakukan perampingan sehingga banyak karyawan
yang di- PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari perusahaan tersebut.
Perubahan manajemen organisasi. Dengan adanya depresi yang berat ini peruhahaan
mengubah sistem manajemen organisasinya menjadi sistem kerja yang memberdayakan
karyawan seperti: tim lintas fungsi, menghapuskan jenjang pekerjaan tradisional, mengurangi
posisi supervisi, dan melebarkan rentang kendali. Akibatt pemberdayaan karyawan ini, karyawan
dituntut untuk berinisiatif dan mandiri.
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan perubahan dalam suatu organisasi
• Konsumen, Perusahaan-perusahaan terus-menerus menyesuaikan diri dengan keinginan-keinginan konsumen yang berubah-ubah sewaktu mereka mengembangkan produk baru dan memperbaik strategi perusahaan. Karena konsumen adalah salah satu factor mengapa perusahaan dapat tumbuh.
• Saingan, di era baru seperti ini, banyak perusahaan sejenis yang tumbuh di pasaran, mereka menjual sebuah produk yang sama. Mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mereka berusahaan mengeluarkan produk-produk dengan inovasi terbaru demi kepuasaan pelanggan. Dengan adanya saingan, membuat suatu perusahaan menjadi kreativ. Yang semula bekerja secara pasif menjadi aktif dalam menghasilkan produk baru yang lebih baik.
• Undang-undang, perusahaan akan menyesuaikan diri dengan peraturan di suatu daerah. Contoh : karyawan pada hari sabtu hari libur. Maka dengan terpaksa kegiatan produksi pada hari sabtu harus dihentikan.
• Teknologi, di zaman sekarang ini, segala sesuatu telah dilengkapi dan dikerjakan dengan computer(digitalisasi). Digitalisasi membuat sebuah perusahaan berubah yang dahulu kerjanya manual, menjadi komputerisasi.
• Perubahan ekonomi, dengan adanya perubahan ekonomi, faktor utama adalah perubahaan harga bahan pokok, yang membuat perusahaan harus memikirkan kembali dalam penentuan harga atas barang yang diproduksinya.
2. contoh perusahaan nirlaba yang melakukan perubahan dalam organisasinya adalah UNICEF adalah suatu organisasi yang menangani masalah-masalah anak-anak di seluruh dunia. UNICEF juga mengalami perubahan-perubahan seperti perubahan struktur organisasi, penambahan jaringan organisasi dan perubahan stategi marketing.
3. Faktor-faktor penolakan terhadap perubahan
Faktor-faktor penolakan terhadap perubahan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Penolakan Individual : kebiasaan, kepastian, ekonomi, perasaan takut terhadap hal-hal yang tidak diketahui, pemrosesan informasi secara selektif
- Penolakan Organisasi : Inersia structural, focus perubahan yang terbatas, inertia kelompok, ancaman bagi ekspertis, ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang sudah mapan dan alokasi sumber daya yang ada.
Kebiasaan : karea factor kebiasaan akan hal yang sudah pasti terbiasa sehari-hari sehingga seseorang menjadi takut untuk perubahan yang sama sekali akan berbeda dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan.
Kepastian : belum adanya kepastian akan hal-hal dalam perubahan tersebut sehinnga menimbulkan ketidak pstian sehingga menimbulkan kecemasan tersendiri bila terjadi perubahan
Ekonomi : dalam melakukan perubahan tentunya dibutuhkan biaya yang harus dikeluarkan sedengkan hasil dari perubahan belum ada kepastiannya.
Perasaan takut terhadap hal-hal yang tidak diketahui : perasaan takut untuk melakukan perubahan karena semuany tidak dapat diketahui hasilnya.
Pemrosesan informasi secara selektif : salah satu factor yang menyebabkan penolakan terhadap perubahan adalah karena pemrosesan informasi secara selektif sehingga pelaku bisnis tidak ingin memperoleh informasi yang tidak terbukti keakuratannya.
Seleksi karyawan, perusahaan memastikan bahwa kemampuan karyawan itu cocok dengan persyaratan pekerjaannya. Apabila karyawan “kewalahan”, tingkat stress mereka lazimnya akan tinggi. Tinjauan pekerjaan yang realistis selama proses seleksi akan pula meminimalkan stress dengan mengurangi ambiguitas tentang harapan calon karyawan terhadap pekerjaan.
- Perancangan ulang, pekerjaan juga merupakan cara untuk mengurangi stress. Apabila stress dapat dilacak ke kebosanan atau kelebihan beban kerja, jabatan harus dirancang ulang sehingga mampu meningkatkan tantangan atau mengurangi beban kerja.
- Bimbingan karyawan, dapat menurukan stress. Sering karyawan ingin berbicara dengan seseorang mengenai masalah-masalah mereka, dan organisasi melalui para manajernya, pembimbing sumber daya manusia di dalam perusahaan, atau bantuan professional secara gratis atau murah dari luar dapat memenuhi kebutuhan.
- Program kebugaran, biasanya disponsori oleh organisasi yang bersangkutan. Mutual of Omaha, Quarker oats, HBO contohnya. Mereka mempunyai tempat dimana para karyawan dapat mengambil istirahat dari ketegaran selama 15 menit kapan dan di mana mereka membutuhkannya.
- Variable struktur, penelitian terhadapa dampak variable struktur pada inovasi menunjukkan tiga hal. Pertama, struktur organic secara positif mempengaruhi inovasi. Karena jenis organisasi itu rendah formalisasi, sentralisasi, dan spesialisasi kerjanya, struktur organic memudahkan fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan pemupukan silang yang dibutuhkan untuk memunculkan inovas-inovasi itu. Kedua, mudahnya ketersediaan sumber-sumber yang melimpah ruah menjadi balok pembangun utama inovasi. Melimpahnya sumberdaya berarti manajemen mampu membeli inovasi, mampu membayar biaya melembagakan inovasi, dan mampu menyerap kegagalan. Pada akhirnya, kerapnya komunikasi antar unit menolong menghancurkan penghambat-penghambat inovasi.• Variable budaya, organisasi-organisasi yang inovatif cenderung memiliki budaya yang serupa. Organisasi tersebut mendorong percobaan; member imbalan baik untuk kesuksesan maupun kegagalan; dan menyambut baik kesalahan-kesalahan. Budaya inovatif cenderung mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
* Menerima ambiguitas. Agar inovatif, jangan terlampau menekankan objektivitas dan kekhususan, yang menghambat kreativitas.
* Mentolerir hal yang tidak praktis. Orang-orang yang memberikan jawaban-jawaban yang tidak praktis, atau bahkan tolol terhadap pertanyaan-pertanyaan “bagaiman seandainya tidak dibuat sedih”.
* Pengendalian eksternal yang rendah. Aturan, peraturan, kebijakan dan Kendal organisasi semacam itu dibuat sesedikit mungkin.
* Mentolerir resiko, para karyawan didorong untuk bereksperimen tanpa rasa takut terhadap akibat-akibat seandainya mereka gagal. Kesalahan-kesalahan diperlakukan sebagai peluang pembelajaran.
* Mentolerir konflik. Keragaman pendapat didorong. Keselarasan dan kesepakatan di antara individu dan unit-unit tidak diasumsikan sebagai petunjuk tingginya kinerja
* Berfokus pada hasil bukan cara. Sasaran dibuat jelas dan orang-orang didorong untuk memikirkan jalan alternative menuju tercapainya sasaran tadi. Berfokus pada hasil member kesan bahwa aka nada beberapa jawaban yang betul bagi permasalahan tertentu.
* Berfokus pada system terbuka. Para manajer memantau dengan ketat lingkungannya dan menanggapi perubahan-perubahan ketika perubahan itu terjadi.• Variable sumber daya manusia
.
Organisasi-organisasi secara aktif memajukan pelatihan dan pengembangan anggota-anggota mereka agara pengetahuan mereka senantiasa mutakhir, member karyawan mereka rasa keamanan kerja yang tinggi, serta mendorong mereka menjadi “jagoan perubahan”. Para jagoan itu mempunyai jabatan-jabatan yang memberik kebebasan cukup besar untuk pengambilan keputusan. Otonomi mendorong mereka memperkenalkan dan menerapkan inovasi ke dalam organisasi