minggu ke 4

Tugas

 

  1. Apakah perbedaan antara manajer dan pemimpin?
  2. Apakah yang dimaksudkan dengan Teori Kepemimpinan Situasional (SLT) itu?
  3. Robert House mengemukakan teori kepemimpinan alur sasaran. Berdasarkan terori tersebut terdapat berapa gaya kepemimpinan? Jelaskan.
  4. Pemimpin bergaya transformasional itu lebih efektif dibanding dengan pemimpin yang bergaya transaksional.  Jelaskan pendapat tersebut.
  5. Bung Karno termasuk salah satu pemimpin karismatis tingkat dunia. Apakah karaktersitik dari pemimpin karismatis itu?
  6. Bagaimana pendapat Saudara tentang jender dan kepemimpinan itu?

 

 

1.   Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi


l Manager adalah tiruan sedangkan pemimpin orisinal

l Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan

l Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang

l Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan kepercayaan

l Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang

l Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa

l Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan

l Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan

l Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya

l Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri

l Manager melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan hal-hal yang benar

Dari perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang Manager hanya berurusan dengan benda-benda, struktur, sistem dan efisiensi. Sedangkan seorang Pemimpin berurusan dengan efektivitas, orang, memberdayakan dan menyalurkan potensi yang dimiliki oleh orang lain




2. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara;

1.     Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (prilaku tugas)

2.     Tingkat dukungan sosioemosional yang disajikan pemimpin (prilaku hubungan)

3.     Tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan bawahan).

Untuk lebih mengerti secara mendalam tentang Kepemimpinan Situasional, perlu bagi kita mempertemukan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kematangan Pengikut karena pada saat kita berusaha mempengaruhi orang lain, tugas kita adalah:

1.     Mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan dalam tugas-tugas tertentu.

2.     Menunjukkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi tersebut.

Terdapat 4 gaya kepemimpinan yaitu:

1.     Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin, Menetapkan (TELLING-DIRECTING)

2.     Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk (SELLING-COACHING)

3.     Mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama (PARTICIPATING-SUPPORTING)

4.     Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi, Penyelesaian (DELEGATING)

 Dari penjelasan di atas konsep KEPEMIMPINAN SITUASIONAL dapat digambarkan dalam table berikut:

 


 

 

 

Menurut Hersey, Blanchard dan Natemeyer ada hubungan yang jelas antara level kematangan orang-orang dan atau  kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang tersebut. Kepemimpinan situational memAndang kematangan sebagai kemampuan dan kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan perilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu. Maka, perlu ditekankan kembali bahwa kematangan merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan bergantung  pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin.

Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.     Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.

2.     Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.

3.     Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk  mengambil keputusan.

4.     Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.

Bagaimana cara kita memimpin haruslah dipengaruhi oleh kematangan orang yang kita pimpin supaya tenaga kepemimpinan kita efektif dan juga pencapaian hasil optimal.

 

Tidak banyak orang yang lahir sebagai pemimpin. Pemimpin lebih banyak ada dan handal karena dilatihkan. Artinya untuk menjadi pemimpin yang baik haruslah mengalami trial and error dalam menerapkan gaya kepemimpinan.

Pemimpin tidak akan pernah ada tanpa bawahan dan bawahan juga tidak akan ada tanpa pemimpin. Kedua komponen dalam organisasi ini merupakan sinergi dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Paul Hersey dan Ken Blanchard telah mencoba melepar idenya tentang kepemimpinan situasional yang sangat praktis untuk diterapkan oleh pemimpin apa saja. Tentu masih banyak teori kepemimpinan lain yang baik untuk dipelajari. Dari Hersey dan Blanchard, orang tahu kalau untuk menjadi pemimpin tidaklah cukup hanya pintar dari segi kognitif saja tetapi lebih dari itu juga harus matang secara emosional. Pemimpin harus mengetahui atau mengenal bawahan, entah itu kematangan kecakapannya ataupun kemauan/kesediaannya.





4. Pemimpin yang bergaya transformasional adalah pemimpin yang selalu memperhatikan kesiapan dari mental karyawannya dan pemimpin yang bergaya transformasional selalu berperinsip pada Misi dan Visi dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi  selalu memperhatikan kesiapan dari kaywannya dalam melakukan tugas, dan selalu melakukan pendekatan dengan karywannya sehinnga tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan karyawan mendapatkan loyalitas yang baik.

Berbeda dengna pemimpin yang bergaya transformasional, pemimpin yang bergaya transaksional adalah pemimpin yang memotivasi karaywannya melalui imbalan sehingga pemimpin mengganggap mempunyai otoritas  penuh terhadap karyawan,

Karena menggagap telah meberikan imbalan yang sesuai kepada karyawannya,

 

 

Sehingga menurut saya pemimpin yang bergaya transformasional lebh efektif dibandingakan dengan perusahaan yang bergaya transakasional Karena pemimpin yang bergaya transformasional dapat memotivasi karyawannya agar karyawannya tidak terbebani dengan pekerjaan mereka tetapi tujuan perusahaan tetap dapat tercapai dan juga menciptakan ruang lingkup kerja yang sangat baik, dibandingkan dengan pemimpin yang bergaya transaksional yang menilai karyawannya hanya dengan imbalan dan dengan gaya kepemimpnan ini karyawan hanya berkerja semata karena imbalan mereka tidak akan dapat menikmati perkerjaan mereka dan disaat merka tidak mendapatkan imbalan yang sesuai mereka akan berhenti bekerja dan tujuan perusahaan pun tidak akan dapat tercapai.

 

3. Menurut House, ada empat jenis gaya kepemimpinan tergantung pada situasi:
1. Petunjuk Kepemimpinan: Pemimpin memberikan bimbingan khusus kinerja bawahan.
2. Mendukung Kepemimpinan: Pemimpin ramah dan menunjukkan perhatian terhadap bawahan.
3. Kepemimpinan partisipatif: Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan dan mempertimbangkan saran-saran mereka.
4. Kepemimpinan berorientasi prestasi: Pemimpin menetapkan tujuan yang tinggi dan mengharapkan bawahan untuk memiliki performa tingkat tinggi.

Faktor Situasional dari Teori Path-Goal adalah:
I) Bawahan ‘Personality:
Sebuah Lokus Kontrol (Seorang pemimpin partisipatif sesuai untuk bawahan dengan lokus kontrol internal; Seorang pemimpin adalah direktif cocok untuk bawahan dengan lokus kontrol eksternal).
Self-dirasakan B kemampuan (Bawahan yang menganggap diri mereka mempunyai kemampuan tinggi tidak suka kepemimpinan direktif).

II) Karakteristik dari lingkungan:
– Ketika bekerja pada tugas yang memiliki struktur yang tinggi, kepemimpinan direktif berlebihan dan kurang efektif.
– Ketika yang sangat sistem kewenangan formal di tempat, kepemimpinan direktif dapat kembali pekerja mengurangi ‘kepuasan.
– Ketika bawahan berada dalam lingkungan tim besar yang menawarkan dukungan sosial, gaya kepemimpinan yang mendukung menjadi kurang perlu.


 

 

5.  Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Saya tidak tahu darimana asalnya kharisma mereka, tetapi saya yakin bahwa kelebihan itu adalah anugerah dari Tuhan yang adil. Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.

Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji. Yah, itu saja, tanpa adanya komitmen untuk berubah. Banyak yang datang, tetapi banyak juga yang pergi.

Gaya kepemimpinan karismatis bisa efektif jika :
1. Mereka belajar untuk ber-komitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal. Mungkin inilah satu-satunya masalah mereka, seumur hidupnya.
2. Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka. Yah, anda sendiri yang tahu kelemahan anda, kan saya bukan paranormal. Yang saya tahu, kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.

Kepribadian pemimpin karismatis :

MENILAI TINGGI BERMAIN DAN BERGEMBIRA
Pemimpin karismatis  pada umumnya menikmati hidup tidak peduli apa yang mereka lakukan. Bahkan ketika bekerja keras, kepribadian ini tampak sedang bersenang-senang. Hidup mereka dijalani dengan kepercayaan bahwa yang terbaik ada di depan sana. Mereka memiliki gairah hidup yang menular karena ia mengira tujuan utama semua orang hidup adalah bersenang-senang. Ia juga menganggap kebanyakan orang mengalami hidup sebebas dan senyaman dirinya.

Tidak ada kepribadian yang seprti pemimpin karismatis.begitu spontan sampai mereka siap untuk kesempatan menyenangkan apa pun yang mereka jumpai. Tipe kepribadian ini tahu bagaimana membuat kehidupan menjadi lebih nikmat dan membawa bawahan mereka hanyut dalam kegembiraan.

Pemimpin karismatis menyukai kejutan. Mereka senang merayakan segala hal yang terbayangkan. Mereka memandang hari raya dan saat-saat istimewa menyegarkan, dan kecuali mereka kelupaan (yang menjadi sifat khas mereka), mereka akan memanfaatkan setiap kesempatan sebaik mungkin untuk bersenang – senang.

TIDAK BERTANGGUNJAWAB
Pemimpin karismatis paling sukar menerima tanggungjawab bagi diri mereka sendiri. Entah bagaimana mereka benar-benar percaya bahwa adalah tanggungjawab orang lain untuk mengurus mereka. Tidak jadi masalah siapa – pokoknya ORANG LAIN!  Sifat mereka yang pemberontak bisa lucu ketika mereka masih kecil, tetapi masyarakat tidak punya banyak toleransi pada orang dewasa yang seenaknya meninggalkan tanggungjwab mereka. Mungkin tidak ada yang lebih tragis daripada kuning berumur 30an tanpa karakter. Wajah mereka menyandang garis-garis terbakar matahari sepanjang tahun. Harta milik mereka seringkali minimal, karena mereka tidak pernah memusingkan diri dengan mengurusi harta milik dengan baik. Mereka tidak memilik banyak sahabat dekat. Kuning seringkali memilih jalan yang mudah, yaitu melintasi tanah lunak yang langsung melesak di bawah kekosongan dan ketergantungan kehidupan pemimpin karismatis yang memberatkan.

Sifat pemimpin karismatis yang tidak bertanggungjawab dan ketidakmampuan untuk komit seringkali membuat usaha menjinakkan kuning seperti impian mustahil. Mereka biasanya sangat karismatsi sampai orang lain gagal melihat keterbatasn mereka. Baru setelah jangka waktu tertentu, orang melihat kuning seperti adanya mereka seringkali – seperti kuda pacu yang indah, berlari cepat dalam jarak dekat namun jarang menyelesaikan pacuan. Setelah mengabdikan waktu dan energi bagi “kuda pacu” demikian, “pemilik” biasanya kehilangan rasa terpesonanya dan sering merasa marah dan menyesal atas keyakinannya dalam kapasitas mengubah pelari cepat “kuning” menjadi pelari yang bisa diandalkan dan mampu menempuh perjalanan jauh dalam hubungan.

TIDAK DISIPLIN
pemimpin karismatis seringkali menunjukkan kecenderungan angin-anginan dan tidak disiplin. Mereka sangat gelisah dan menemukan bahwa menekuni tugas apapun sangat membosankan. Kuning sering mengalami banyak pindah kerja, bukan karena pekerjaanya tidak menarik, tetapi karena kuning mudah bosan. Kuning percaya kehidupan harus dialami dalam jalur cepat, jika mau dijalani!

Pemimpin karismaris impulsif dan gelisah. Orang tidak pernah bisa yakin apa yagn bisa diharapkan dari individu-individu yang sulit diduga ini. Hari ini di sini, besok sudah di Hawaai! Mereka mudah berubah, tetapi seringkali melakukannya dengan tidak produktif. Sukar untuk bergantung pada para kuning yang angin-anginan ini, yagn slalu mencari kehidupan yang bebas dan mudah. Mereka tahu bagaimana caranya bersenang-senang dan berharap semua orang lain berusaha menjadikan hal itu mungkin bagi mereka.

Kuning sangat tertarik untuk melestarikan kehidupan “liar”. Dengan kata lain, mereka selalu siap untuk mengadakan pesta. Kerutinan sehari-hari segera terasa monoton, dan kuning menyelinap pergi ke dalam lingkungan baru dan berbeda. Kuning menemukan alasan-alasan menajubkan untuk ketidak-disiplinan mereka. Sekali alasan mereka gagal, masyarakat mendesakkan batasan pada mereka dan bersiaplah untuk aksi merajuk dan marah dari kepribadian ini.

POPULER DAN KHARISMATIK
pemimpin karismatis senang menjadi pusat perhatian. Penerimaan sosial sangat penting bagi mereka. Persahabatan menduduki prioritas tertinggi dalam kehidupan mereka, karena popularitas menjawab salah satu kebutuhan dasar mereka – kebutuhan dipandang baik oleh umum. Kuning sangat verbal. Mereka menyukai percakapan yang menyenangkan, tetapi mereka juga bisa mengikuti arus. Pemimpin karismtis dapat mengobrol ringan dengan cara terbaik. Mereka seringkali menghidupkan pesta. Baginya, menjalin hubungan atau tertawa sangat mudah. Mereka benar-benar menyukai orang dan menemukan dirinya dikelilingi orang-orang. Mereka secara alami populer tanpa perlu berusaha keras seperti tipe keperibadian lainnya.

 

Pemimpin karismatis seringkali tampak sangat menarik karena kepribadian mereka, hal ini karena mereka pandai memilih gaya yang menekankan kualitas fisik dan sosial terbaik mereka. Mereka memiliki gaya untik yang paling memikat dibandingkan semua kepribadian lain. Mereka mendidik anak secara karismatis, menjalankan bisnis secara kharisimatis, dan bercakap-cakap secara kharismatis. Kepribadian ini dapat dengan mudah menggerakkan sekelompok orang untuk menangis atau tertawa.

Pemimpin karismatis perlu diperhatikan. Tidak banyak yang bisa meningkatkan hubungan dengan kuning dibandingkan pujian. Kuning perlu tahu mereka dihargai dan disetujui. Kuning sering bertindak seolah dunia ada di tangan mereka, tetapi mereka kemukakan sampai mereka tahu aman secara emosional. Rasa aman paling terbukti bagi kuning melalui pujian.

MENYUKAI AKSI
Karena mudah bosan, pemimpin karismatis  mencari petualangan. Mereka tidak pernah bisa duduk diam lama-lama. Mereka memilih teman-teman yang seperti mereka, menolak untuk membiarkan “detail yang membosankan” menghalangi hal paling penting di dunia ini – bermain. Ironisnya, saat ini banyak orang salah di diagnosa sebagai ADD (Attention Deficit Disorder alias ketidakmampuan berkonsentrasi lama) Ketika kenyataanya, mereka hanyalah berkepribadian kuning yang bergulat dengan ketidakmampuan bawaan untuk duduk diam terlalu lama atau tetap memusatkan perhatian

Seorang pemimpin karismatis tidak ingin mengubah diri mereka sendiri, melainkan mengubah dunia di sekeliling mereka. Namun, apa yang mereka rubah biasanya tidak penting, dan ketika mereka melakukannya, malah kontra produktif. Kuning belajar sejak dini untuk mencari jalan pintas. Mereka seringkali mengakui jasa atau prestasi yang tidak benar-benar mereka raih sepenuhnya. Mereka cukup menceritakan separuh kebenarannya, atau merasa bukan soal besar apakah mereka sesuai dengan ucapan mereka selama tidak ada yang dirugikan.

KETERBATASAN PEMIMPIN KARISMATIS
pemimpin karismatis kurang menghargai hak milik orang lain. Mereka adalah individu ceroboh dan berantakan yang menjaga penampilan mereka bersi dan mengkilat sementara rumah mereka seringkali menderita karena ditelantarkan. Mereka ingin tampak sangat baik di mata dunia, dan ketika pujian sosial menjadi pertimbangan, mereka segera menuruti standar masyarakat. Jika tidak demikian, memelihara rumah mungkin membutuhkan terlalu banyak usaha.

Mereka tidak teratur dalam lingkungan dan pemikiran pribadi. Daripada memusatkan perhatian pada masalah – masalah nyata dan acara penting, kuning membuang – buang waktu dengan soal-soal kecil dan aktivitas yang tidak relevan. Mereka sukar mengikatkan diri pada apa pun yang harus diprioritaskan sebelum bermain, dan akibatnya sering menemukan diri mereka dalam hubungan yang dangkal dan kosong, selain juga menjadi sedikit banyak dangkal dan kosong begitu terlibat dalam hubungan.

KEKUATAN PEMIMPIN KARISMATIS
Terlepas dari pergulatannya dengan disiplin diri dan komitmen, pemimpin karismatis bersemangat untuk mengalami semua segi kehidupan. Dengan naif mereka meminta lampu sorot diarahkan pada mereka, seolah-olah mereka selalu menjadi bintang panggung. Pemimpin karismatis selalu membuat kita ingat bahwa kita semuda perasaan kita. Mereka tetap muda dalam sikap mereka pada ide-ide, perubahan, hubungan, pekerjaan, dan masa depan. Pemimpin karismatis menyandang kualitas pengharapan kanak-kanak, yang mengilhami orang lain untuk mengapresiasi dan menghargai diri sendiri selain dunia indah di mana mereka tinggal. Pemimpin karismatis memuji sisi baik mereka. Pemimpin karismatis lebih cenderung menyukai diri mereka untuk siapa mereka daripada apa yang mereka lakukan. Mereka adalah para penghubung orang dan lem sosial dalam masyarakat. Kuning mengungkapkan diri mereka dengan terus terang dan tidak dibuat-buat. Mereka memberi perhatian yang jenaka pada kehidupan dan mengilhami orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mereka bebas memberi pendapat selain juga memberi diri mereka, dan seringkali menyebarkan semangat persahabatan yang menular ke mana pun mereka pergi. Begitu kehidupan anda disentuh dengan akrab oleh seorang kuning, anda akan lebih menghargai kegembiraan luar biasa yang bisa dicapai jiwa manusia dan harapan optimis yang dapat diraih hati manusia.

6. pengaruh gaya kepemimpinan berdasarkan Gender menurut saya :

Pemimpin wanita :

          lebih cenderung untuk bertingkah laku secara demokratik dan mengambil bagian dimana mereka lebih menghormati dan prihatin terhadap pekerjanya/bawahannya dan berbagi ‘kekuasaan’ serta perasaan dengan orang lain.

          kepemimpinan interatif yang menekankan aspek keseluruhan dan hubungan baik melalui komunikasi dan persepsi yang sama.

          Menggunakan gaya kepemimpin transformasional

Pemimpin Pria :

          arah kepemimpinan “tendency“. Dengan cara ini mereka lebih terarah untuk tetap terjaga dan berkelakuan secara “asertif“.

          Menggunakn otoritasnya sebagai pimpinan  dalam mengarahkan dan memberikan nasihat kepada laryawannya.

          Menggunakan wewenang formal secara penuh

          Mengunakan gaya kepemimpinan transaksional

 

Pemimpin wanita selalu lebih mementingkan hubungan interpersonal, komunikasi, motivasi pekerja, berorientasi tugas, dan bersikap lebih demokratis dibandingkan dengan lelaki yang lebih mementingkan aspek perancangan strategik dan analisa.

 

 

 

 

 


 

This entry was posted in tugas pengantar manajemen dan bisnis, Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *